Sabtu, 15 Juni 2013

[FF] Don't Go - Part 2




Author : Rei (@gyurei)
Lenght : Longshoot
Genre : Yaoi, ChanBaek Paired, Friendship, Romance
Main Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun



Part 2






Namja manis sedang asyik menikmati sepotong sandwich fillet tuna di meja yang bersebrangan dengan orang yang menarik pengamatannya mulai dari beberapa hari yang lalu.

Si Tuan Urakan. Ya, itu sebutan yang tepat untuk seorang namja bertubuh tinggi menjulang dengan pakaian lusuh, rambut acak, wajah berjerawat, dan… kelakuannya yang selalu membuat dirinya sendiri kesusahan.

Mulut kecil Baekhyun terus mengunyah makanannya. Juga orang yang diseberangnya, walau makanannya sudah habis ia masih meminum setengah botol air mineral. Keduanya masih asyik dengan suasana itu. Sampai pada akhirnya segerombolan siswa mendatangi Baekhyun.

Namja bertubuh tinggi dan kekar juga berwajah tegas yang menjadi ketua gerombolan siswa itu mendekati Baekhyun.

“Namamu, Baekhyun bukan?”

Si namja manis yang tengah asyik makan itu tiba-tiba tersentak karena seseorang tiba-tiba bericara padanya.

Ia melihatnya dari ujung kaki hingga ke atas kepalanya.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?”

Baekhyun dengan bingung bertanya pada si namja tinggi kekar berwajah tegas yang diketahui bernama Wu Yifan itu.

“Mulai sekarang kau menjadi milikku!”

Kata-kata tersebut tiba-tiba saja keluar dari mulut Yifan. Apa maksudnya?

Si namja urakan masih belum sadar ada kejadian apa di depannya, sampai pada akhirnya ia mencuri dengar percakapan Yifan dan Baekhyun.

“Ma..maksudmu apa? Yang jadi milikmu?”

“Kau ini yang paling pintar disekolah ini kan?”

“…”

“Kau sudah merebut posisiku, dan kau sudah membuat diriku dipermalukan di depan teman-temanku karena peringkatku terkalahkan olehmu.”

“Lalu…”

“Kau harus jadi milikku, jadi budakku. Kau ini kan namja lemah, menyerahlah dan berikan semua yang kau bisa padaku.”

Yifan mengangkat dagu si namja manis dengan tangannya yang besar dan kasar. Memberikannya perhitungan dan ancaman-ancaman.

Memang, selama ini Wu Yifan terkenal sebagai murid yang terpintar disekolah ini. Namun setelah ada kehadiran Baekhyun yang baru pindah ke sekolah ini, peringkat itu pun berpindah dari tangannya.

Walaupun dulu Yifan adalah siswa yang memiliki peringkat tertinggi, namun perangainya buruk dan sombong. Ia hanya berteman dengan siswa-siswa yang terpandang. Karena memang Yifan adalah anak dari ketua yayasan yang mendirikan sekolah ini.

Mata bening Baekhyun mulai terlihat berkaca-kaca. Sedangkan mata besar Yifan makin terlihat dibelalakan. Tubuh kecil Baekhyun mulai terangkat oleh tangan besar Yifan yang menarik dagunya.

“Aku tidak mau!”

“Kau harus mau! Kau harus mengerjakan semua tugasku! Kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu yang sudah mengambil alih predikatku disini!”

Suara Yifan memekik keras.

Si namja urakan sudah mulai terganggu atas kejadian yang terlihat di depan pelupuk matanya ini. Ia melangkahkan kaki jenjangnya dengan cepat untuk mendekati sumber keributan yang hanya berjarak sekitar lima meter dari meja duduknya.

Tangan besarnya menarik tangan Yifan yang bertengger di dagu si namja manis.

“Lepaskanlah, malu dengan tubuhnya yang lebih kecil darimu. Jika ingin berkelahi carilah yang tubuhnya sepantar denganmu.”

Dengan heran Yifan menatap mata foxy milik Chanyeol. Dan dalam sekejap Chanyeol menarik tangan Yifan sehingga terlepas dari dagu Baekhyun. Akhirnya tubuh kecil Baekhyun kembali lega.

“Siapa kau? Berani sekali!”

“Ia temanku. Apa ada larangan jika aku ingin membantu kesusahan seorang teman?”

“Kau tidak tahu siapa aku?”

“Cih, untuk apa aku mengetahui siapa dirimu yang tidak ada keuntungannya bagiku.”

“K..Kau!”

“Baekhyun, kemarilah. Lain kali jika kau berkeliaran di sekolah ini jangan sendirian. Kau ini terlihat lemah dan mudah ditindas.”

Tak lama ada beberapa guru yang mendatangi kantin, tempat dimana kejadian ini berlangsung. Namun tentunya mereka tidak mengetahui kejadian ini. Hanya kebetulan mendatangi kantin.

Hal tersebut berhasil membuat Yifan dan gerombolannya memilih menghentikan tindakannya hari ini.

“Awas kalian, lain kali tak akan aku biarkan!”

Baekhyun terlihat masih berkaca-kaca. Mencoba melangkahkan kakinya yang sedikit gontai akibat kejadian yang sama sekali belum pernah ia alami seperti tadi.

“Kau, bersihkanlah wajahmu. Dan jangan coba-coba menyendiri lagi.”

Baekhyun mengusap kedua matanya yang penuh air dengan tangannya yang putih mungil. Ia membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Dan mengusap dagunya yang sedikit sakit karena perlakuan kasar yang ia terima tadi.

“Kau tidak terluka?”

“Tidak. Kenapa kau mau menolongku tadi?”

“…”

Tanpa menjawab Chanyeol pergi meninggalkannya dan kembali menuju kelas karena jam istirahat sudah berakhir.

Baekhyun pun mengikutinya dari belakang. Dengan langkah yang lebih banyak, setengah berlari, karena langkah Chanyeol lebih lebar darinya.
-
-
-
-
Sang mentari pagi mulai naik dan sinarnya yang lembut menembus dinding kaca pagi itu. Sepasang mata kecil nan indah baru saja terbuka, terbangun dari tidurnya yang begitu lelap.

Teriakan dari sang kakak tercinta membangunkan si namja manis pagi ini. Ini hari minggu, seharusnya hari ini bisa bangun lebih siang.

“Badanku terasa lemas hyung.”

“Ah, kenapa bisa?”

“Mungkin aku harus tidur agak lama lagi…”

“Itu hanya akal-akalanmu saja adikku manis.”

Luhan mencubit pipi adik kecilnya itu dengan penuh gemas.

“Andwae!”

Dan akhirnya si namja manis bernama Baekhyun ini pun bangun.

Ia teringat lagi kejadian kemarin yang membuatnya takut untuk pergi ke sekolah. Namun selintas lewatlah bayangan Chanyeol.

‘… dan jangan coba-coba menyendiri lagi …’

Itu kata-kata Chanyeol kemarin. Baekhyun teringat lagi kalau yang menolongnya kemarin adalah Chanyeol, si namja urakan yang sudah menampik pertolongannya dahulu – walau sebenarnya tidak, karena air yang Baekhyun berikan akhirnya diminum oleh Chanyeol, hanya saja ia tak mengetahuinya.

“Kenapa Chanyeol tiba-tiba berbicara seperti itu padaku kemarin?”

Hari ini sangat tenang, hal yang dilakukan Chanyeol hanyalah membaca komik di kamarnya. Cukup membosankan memang. Ia memang tinggal sendirian di rumahnya. Setelah cukup lama ia membaca komik, ia mencoba jalan-jalan keluar dengan sepedanya.

Awalnya ia hanya ingin mengitari komplek perumahannya, namun lama-lama ia mencoba jalan lebih jauh lagi. Sampai di tengah taman kota ia pun berhenti dan istirahat.

Tak lama ia menangkap sesosok mahluk manis yang sepertinya ia hafal.

Si namja manis…

Di dalam sebuah toko buku, berdirilah Baekhyun dibalik jendela, sedang sibuk melihat buku-buku disana dengan tatapannya yang… innocent.

Cukup lama Chanyeol memperhatikan Baekhyun dari luar. Namun ia sudah merasa cukup duduk disana lalu kembali melanjutkan perjalanan. Ia pun berdiri dan mulai melangkahkan kakinya. Ia mendekati sebuah kios berencana membeli sebotol air mineral.

Diambilnya sebuah botol mineral dari dalam cool case.

Tangan Chanyeol beradu dengan sesuatu yang begitu lembut.

Tangan seseorang juga.

Chanyeol salah tingkah karena tangannya bukan menyentuh botol yang akan diambilnya melainkan tangan lain yang juga akan mengambil botol tersebut.

Kedua orang ini saling mengucapkan maaf. Lalu dua pasang mata saling menatap.

Betapa terkejutnya Chanyeol karena yang menatapnya sekarang adalah si namja manis, Baekhyun. Sejak kapan ia berdiri disini pikirnya. Bukankah baru saja ia melihatnya sedang asyik di sebuah toko buku, walaupun itu tidak jauh dari kios tempat mereka berada sekarang.

Baekhyun mencari-cari sebuah buku. Dan tak lama pun ia mendapatkannya. Cukup lama ia berada disana. Saking asyiknya ia sendiri sampai kehausan. Setelah ia mendapatkan buku yang ia inginkan, matanya berkeliling ke seluruh lingkungan disini. Matanya menangkap sebuah kios kecil yang menjual minuman disana. Tanpa pikir panjang ia pun langsung berlari.

Chanyeol tidak menyadari kalau ketika ia beranjak menuju kios kecil itu waktunya bersamaan dengan Baekhyun yang juga menuju ke tempat yang sama.

“K..Kau, sedang apa disini?”
Dengan terbata-bata Baekhyun pun bertanya.

“Eh, apa? Aku? Apa urusannya denganmu?
Jawab Chanyeol sedikit salah tingkah namun dengan cepat berubah menjadi kasar seperti biasanya.

“Ah, baiklah.. Aku harus pulang.. Sampai jumpa, Chanyeol…”

“Ya…”

Lalu si namja manis ini pun membalikan badannya dan pergi meninggalkan Chanyeol.

-
-
-
-

Kejadian tadi pun segera dilupakan oleh keduanya. Baekhyun mulai sibuk membaca buku yang baru ia beli di ruang tengah rumahnya. Dan kakaknya yang manis, Luhan, memperhatikannya. Lalu ia mendekati adik satu-satunya yang sangat ia sayangi itu.

“Kelihatannya kau sangat senang hari ini. Apakah ada sesuatu yang terjadi sewaktu kau keluar tadi?”
“Ah, aniyo hyung, tidak terjadi apa-apa, aku hanya terhanyut pada cerita di dalam buku yang sedang kubaca ini.”
“Haha, baiklah. Oh iya, kau sudah makan malam? Aku sudah menyiapkannya di meja makan, kau makanlah. Aku masih sedikit tidak enak badan, aku akan tidur lebih awal.”
“Ne Hyung. Istirahatlah, jangan terlalu memaksakan jika sudah capek. Besok kau jangan dulu pergi kuliah, dan minta Jongin hyung untuk menemanimu di rumah. Oke.”
“Ne, adikku yang manis.”

Dengan senyumnya yang lembut Luhan mengakhiri pembicaraan, lalu beranjak menuju kamarnya untuk tidur. Baekhyun masih asyik dengan bukunya.

Sebenarnya namja manis ini bingung, apakah besok ia harus sekolah atau tidak usah saja sekalian, karena ia pasti akan diteror lagi oleh geng yang diketuai oleh Wu Yifan.

“Huaaaa…. Aku harus bagaimana? Aku takut!”
Teriaknya di atas ranjang sambil menendang-nendangkan kakinya.

Dan tak lama pun ia terlelap tidur.

-
-
-
-

Pagi datang. Suara Luhan yang mengalahkan suara kokok ayam membangunkan si namja manis ini dari tidur indahnya.

“Bangun adikku sayang! Kau akan tidur sampai jam berapa? Ini waktunya sekolah.”
“Aahhh…. Ne hyung, ne… Kau ini manis, tetapi suaramu itu memekakan telinga dan membuatku merasa kalau kau ini tidak semanis yang orang pikir.”
“Kau ini, cepatlah bangun! Bukalah matamu ketika berbicara. Matamu sudah cukup sipit.”
“Baiklah hyung. Aku bisa memakai eyeliner supaya mataku tidak terlihat sipit. Puas hyung? Aku sedang malas sekolah…”
“Hah? Apa yang kudengar ini? Malas? Aku saja yang masih tidak enak badan akan pergi kuliah, dank au ini yang sehat malah bilang malas untuk pergi sekolah?”
“….”
“Waeyo?”
“Aniyo hyung… Aku mandi dulu.”

Lalu percakapan kedua namja manis bersaudara ini pun berhenti. Baekhyun mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ya, walaupun ia tahu pasti akan diteror, tapi ia tidak punya alasan kuat untuk tidak pergi sekolah. Ia tidak ingin kakaknya tahu tentang masalahnya dengan geng Wu Yifan.


Dan benar saja.

Baru saja si namja manis ini memasuki gerbang sekolah, seseorang menarik tangannya yang ramping. Tubuhnya yang mungil dengan mudahnya terbawa oleh genggaman tangan erat dan kasar. Ia dibawa ke belakang taman sekolah. Dan disana sudah berdiri, namja bertubuh tinggi dan kekar, Wu Yifan.

“Permainan dimulai!”

Teriaknya.
Lalu anak buahnya mulai menggerayangi tubuh mungil Baekhyun. Diawali dengan mengacak-acak rambutnya, lalu mencoret-coret muka si namja manis ini dengan spidol berwarna.

“Andwae! Kalian ini kenapa? Apa aku punya salah kepada kalian?”
Teriak Baekhyun, yang sama sekali tidak digubris.

Baekhyun mulai pasrah, karena tubuhnya kalah besar daripada anak-anak yang sedang mem-bully dirinya ini sekarang. Namun disela-sela itu, namja mungil ini memperhatikan beberapa nametag yang dipakai oleh orang-orang ini. Terlihat nama Oh Sehun, Kim Jongin, Kim Jongdae dan Kim Minseok.

“Sudah cukup untuk pagi ini.”
Semua orang berhenti mem-bully namja mungil ini.

“Lihat saja, kau pasti tidak akan bisa lari dariku, Baekhyun-ah.”

Dengan nada tegas, Wu Yifan berkata. Lalu membalikan badannya dan pergi meninggalkan Baekhyun yang sudah kacau penampilannya.

“Ah… Eotteohke?”
Air mata namja manis ini sudah hampir jatuh. Tapi ia segera menghapusnya. Ia beranjak dan berjalan dengan gontai menuju ruang kelasnya.

Ini baru hari pertama ia mendapatkan penganiayaan dari geng Yifan. Entah penganiayaan bagaimana lagi besok yang akan diterima olehnya.

Bel tanda masuk sudah bordering dari lima menit lalu. Baekhyun telat masuk kelas kali ini. Ketika ia akan memasuki ruang kelas, seseorang berlari dibelakang Baekhyun. Dan orang itu hampir saja menabrak Baekhyun yang berada tepat di depan pintu kelas meminta izin masuk kepada guru.

BRUK!!!

Namja manis ini sekarang tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu kelas.

Seisi kelas terkejut. Begitu pula ibu guru.

“Park Chanyeol! Ada apa ini? Ada apa dengan Byun Baekhyun?”
Tanya ibu guru.

“Ah, aku tidak tahu. Aku baru saja datang. Aku terlambat lagi, maafkan aku bu guru.”
“Lalu kenapa dengan Baekhyun?”

Tanpa pikir panjang Chanyeol mengangkat tubuh Baekhyun dan membawanya ke ruang UKS. Chanyeol melihat ada yang ganjil dengan penampilan Baekhyun. Wajahnya penuh coretan. Chanyeol pun bergumam dalam hati.
“Ada yang tidak beres dengan anak ini. Pasti ulah orang itu.”

Rabu, 12 Juni 2013

[FanFic] Don't Go

Author : Rei (@gyurei)
Lenght : Longshoot
Genre : Yaoi, ChanBaek Paired, Friendship, Romance
Main Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun


Part 1



Memang, namja lembut selalu teraniaya oleh namja kasar.
Memang, namja manis selalu tidak sama dengan namja urakan.
Tapi hanya dengan satu kata,
Cinta…
Mungkin mereka dapat bersatu.
Tapi apakah rasa itu akan hinggap di hati mereka sedangkan mereka ini sangat besikeras menyatakan tidak menyukai satu sama lain?

----




Seoul pagi ini.

Terlihat cerah ketika matahari sudah naik sepenggalah. Ketika semua siswa masuk kelas untuk memulai pelajaran mereka. Namja manis bernama Byun Baekhyun sudah siap dan duduk di mejanya yang rapih.

Jam masuk sudah lewat lima belas menit. Guru pun sudah berada di depan kelas. Dan tiba-tiba pintu kelas seperti tertabrak sesuatu dengan sangat keras.


BRUK!


Seisi ruangan terlihat terkejut. Hening…

Lalu sosok yang menabrak pintu itu pun terlihat. Sangat kusut. Dengan bawah kemeja yang tampak keluar dari celananya, tas gendong kanvas yang cukup besar dan sobek dibeberapa tempat. Rambut coklat ikal yang mungkin tidak disisir pagi ini.


Oh, namja urakan ini namanya Park Chanyeol.


“Jadi hari ini kau terlambat lagi, Tuan Park?” ibu guru di depan sudah memasang wajah yang sangat sadis seakan ingin memakan si namja urakan yang selalu terlambat masuk kelas ini.

“A….a…. Maaf aku terlambat lagi, bu.”

“Simpan tasmu!”

“O..oh, terimakasih bu.”


Lalu namja urakan itu berjalan kearah meja tempat duduknya.

Belum sempat ia duduk, ibu guru didepan sudah kembali berteriak.


“Hei, Tuan Park! Siapa yang menyuruhmu duduk? Saya hanya menyuruhmu untuk menyimpan tasmu, lalu kembali kemari dan jalani hasil perbuatanmu.”


Seisi kelas mencoba menahan tawa mereka. Mencoba tidak membuat suasana makin kacau. Dan mencoba untuk tidak mencari masalah dengan si namja urakan itu nantinya.

Salah satu dari siswa dikelas ini, seorang namja manis, hanya mencoba memperhatikan suasana di kelas ini. Ia menerawang jauh dan membayangkan jika dirinya bersifat sama seperti si Tuan Park ini. Ih, betapa malasnya ia harus bermasalah dengan guru, sekolah, bahkan siswa lainnya hanya karena kelakuannya yang sangat…. Ah sudahlah. Namja manis itu menyudahi lamunannya.

Dan sekarang si namja urakan sudah berdiri di depan kelas dengan memegangi dua telinganya dan salah satu kakinya diangkat selutut.

Selama jam pelajaran ia terus seperti itu.



Bel istirahat sudah berbunyi.

Baekhyun, alias si namja manis membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak berisi bekal makan siangnya hari ini. Ia selalu membawa bekal dari rumahnya. Masakan kakak tercintanya, Byun Luhan, namja manis lain.

Sebelum beranjak dari kelas, ia melihat kearah belakang meja tempat duduknya. Si namja urakan masih meringis karena tangan dan kakinya terasa sangat pegal akibat hukuman tadi.

Si namja urakan ternyata menyadari kalau ia sedang diperhatikan. Tanpa membalas pandangan si namja manis yang menoleh padanya ia pun bersuara.

“Ada masalah apa kau melihatku seperti itu?”

Baekhyun sangat terkejut.

Tapi ia membalas pertanyaan Chanyeol dengan senyuman malu-malu dan sedikit takut. Karena ia tahu ia baru saja sudah membuat masalah dengan si namja urakan yang tak pernah mempunyai teman ini.

Lalu Chanyeol pergi meninggalkan kelas, juga meninggalkan Baekhyun. Namja manis ini menghela napas lega karena ia tidak diperlakukan apapun oleh si namja urakan. Hampir saja.


-
-
-
-


“Hyung! Luhan hyung, apa kau sudah pulang?”

Teriak Baekhyun yang baru saja sampai di rumahnya.

Teriakannya disahut oleh namja cantik yang lebih tua darinya, kakaknya yang sama manis dengannya, Luhan.

“Aku sedang memasak di dapur. Gantilah pakaianmu lalu cepat kemari. Kita makan bersama, ne!”

“Ne hyung!”

Dengan bergegas Baekhyun berlari ke kamarnya. Ia meletakan tasnya di atas meja belajarnya. Ia membuka semua pakaian kotor yang ia kenakan seharian penuh di sekolah lalu memasukannya ke dalam keranjang laundry. Tak lupa ia pun mencuci muka, tangan dan kakinya. Ya, namja manis ini memang selalu rapih, turunan dari kakaknya yang super rapih.

“Kali ini aku memasakan jjangmyeon untukmu.”

“Aku pasti akan lahap memakannya.”

“Makanlah, sambil mendengarkan ceritaku hari ini di kampus ya.”

“Ne, ceritakanlah hyung.”

Panjang lebar Luhan menceritakan pengalamannya hari ini di tempat kuliahnya. Ia mempunyai kekasih bernama Kim Jongin. Ia menceritakan bahwa kekasihnya itu sangatlah urakan. Membuatnya kesal hari ini karena kelakuannya yang benar-benar tidak ia sukai. Telat datang ketika berjanjian.

Baekhyun jadi teringat si namja urakan yang sangat terkenal disekolahnya itu.

“Hyung, disekolahku pun ada orang seperti itu.”

“Tapi disatu sisi orang seperti itu juga butuh perhatian lebih, karena ia tidak mempunyai banyak teman. Seperti aku pada Jongin, walaupun memang sifatnya seperti itu, bukan berarti ia tidak mempunyai sisi yang baik.”

Namja manis yang lebih tua darinya itu tersenyum sambil berbicara nasehat seperti seorang ibu kepada anaknya.

“Ah, benar juga.”

Baekhyun jadi terpikir, namja itu memang tidak pernah terlihat dekat dengan siapapun. Bahkan ditakuti oleh siswa lain. Apa benar ia tidak mempunyai teman. Jika iya, betapa menyedihkan hidupnya.

“Apakah harus ku coba untuk mendekati dia, siapa tahu ia bisa menjadi teman yang baik.”


-
-
-
-


Pagi ini Chanyeol lagi-lagi terkena hukuman karena terlambat datang ke sekolah. Namun kali ini hukumannya berbeda. Ia harus berdiri di lapangan sampai waktu istirahat tiba.

Baekhyun yang tahu akan hal itu makin saja merasa kasihan terhadap Chanyeol. Namun apakah bisa ia menolong seseorang yang notabene selalu menampik pertolongan orang lain.

Mungkin bermusuhan dengan Chanyeol lebih gampang daripada berteman dengannya.

Namja bertubuh tinggi menjulang bagaikan tiang bendera itu tepat berdiri di tengah lapangan. Panas matahari pagi terasa lebih panas dari panggangan bara api rasanya. Peluhnya mulai menetes dari wajahnya yang sebenarnya tampan itu. ia menyipitkan matanya yang silau menghadap sang sumber cahaya kehidupan.

Baekhyun mencoba menyapa namja jangkung yang terlihat dehidrasi itu. Ia membawa sebotol air dingin ditangannya.

Baekhyun menyodorkan botol itu pada Chanyeol.

“Minumlah, kau pasti sangat haus.”

“Perhatian sekali. Aku bisa beli sendiri ke kantin. Lagipula waktu hukumanku telah selesai.”

“Sekali-kali terimalah, aku tidak membutuhkan ucapan terimakasih kok.”

Baekhyun pun tersenyum, seraya pergi meninggalkan botol itu dihadapan Chanyeol.

Namja jangkung itu hanya terdiam, melihat aneh ke arah punggung namja manis yang makin lama makin menjauh. Lalu dua bola matanya yang cokelat itu tertuju pada sebotol air dingin yang Baekhyun tinggalkan.

“Aku rasa aku harus segera meminumnya sebelum aku pingsan.”


-
-
-
-


Sesosok namja bertubuh mungil dengan senyumannya yang bagaikan malaikat itu terus saja menggerayangi pikiran Chanyeol malam ini. Mungkin karena selama ini memang tidak pernah ada seorang siswa pun yang peduli pada dirinya di sekolah.

Namun ia bertanya-tanya ada maksud apakah dibelakang kebaikan namja bersuara halus memberinya sebotol air penyelamat tadi itu? Memang sudah menjadi sifat, tuan urakan ini selalu saja menyimpan kecurigaan terhadap berbagai hal.

Tidak salah jika yang lainnya tidak ingin mendekat padanya. Lengkap sudah sifat buruk yang Chanyeol punya.

Tapi kenapa namja kurus itu berani mencoba untuk mendekatinya jika tidak ada maksud lain.

Disisi yang lain, kamar yang berbeda, tentu rumah yang berbeda pula. Si namja manis tengah asyik dengan pikirannya yang sedang berjalan-jalan malam ini.

Mengingat apa yang terjadi tadi di sekolah, membuat Baekhyun ini sangat ingin menertawakan dirinya sendiri.

Ada apa ini?

Ia tidak seperti biasanya yang takut terhadap seseorang yang kasar. Tapi kali ini ia berani mendekati Chanyeol dengan senyum mautnya itu.

Namja manis ini selalu takut terhadap siapapun. Bahkan temannya pun tak banyak, karena ia sungguh pendiam.

Oh iya, apa bedanya dengan si namja urakan? Ia juga tidak punya banyak teman karena perangainya yang kasar itu.

Baekhyun pun tertawa sendiri.

“Untuk apa aku peduli dengan orang lain sedangkan aku sendiri mempunyai nasib yang tidak kalah buruk dari dirinya?”

Yang membedakannya mungkin dari perilaku guru-guru saja. Baekhyun adalah namja pintar yang selalu mendapat peringkat nomor satu. Selalu diperhatikan oleh guru-guru karena ketekunannya dalam belajar. Saking rajinnya ia sampai tidak mempunyai waktu yang banyak untuk bermain bersama teman-temannya.

Dan perilaku guru-guru terhadap Chanyeol berbeda seratus delapan puluh derajat. Chanyeol yang populer karena kenakalannya selalu menjadi santapan yang pas bagi guru-guru killer untuk menghukumnya. Ia sebenarnya namja yang pintar, hanya saja ia begitu sangat malas.

“Baiklah, nasib kita sama Tuan Urakan.”

Gumam Baekhyun seraya menutup mata cemerlangnya yang lelah untuk menemui mimpi indahnya malam ini.


-
-
-
-


Sekolah yang sama. Kelas yang sama. Dan pemandangan yang sama hampir setiap pagi. Lagi-lagi si tuan urakan datang terlambat dan kena hukuman.

Kali ini berbeda lagi hukumannya. Chanyeol harus menyalin buku sepuluh halaman penuh ke dalam buku catatanya. Tentu menggunakan tangan. Juga ballpoint. Tak terbayangkan betapa pegalnya tangan ketika selesai menyalin nanti.

Selama pelajaran berlangsung namja berjari tangan panjang itu dengan serius menyalin kata demi kata. Dan namja berjari lentik alias Baekhyun sesekali memandangnya sekilas disela-sela ia menyalin apa yang guru tulis di papan tulis.

Walaupun Chanyeol terlihat sibuk menyalin, sebenarnya ia tahu keberadaan pasang mata bening milik Baekhyun yang sesekali mengarah padanya. Tapi seperti biasa tanpa ekspresi ia mengacuhkan tatapan tersebut. Beruntunglah bagi Baekhyun yang mengira perbuatannya itu tidak diketahui si tuan urakan.

Pelajaran selesai. Chanyeol pun selesai menyalin. Dan tampak lega walau menahan sakit yang hinggap dijari-jarinya yang kaku.

Pertanyaan hinggap dipikiran Baekhyun, apakah benar sosok yang urakan ini mempunyai sisi baik?

Lalu Chanyeol meninggalkan ruang kelas. Ketika melewati meja Baekhyun, dengan singkat terjadi pertemuan dua pasang mata tidak sengaja. Chanyeol menanggapinya dengan tatapan lurusnya. Dan Baekhyun hanya menatapnya polos.

Hari ini Baekhyun tidak membawa bekal seperti biasa karena Luhan, kakaknya yang tak kalah manis darinya itu tadi pagi terlihat tidak enak badan dan masih melanjutkan tidurnya. Sedikit khawatir, Baekhyun pun menelepon kakak tercintanya itu.

“Hyung, kau masih rebahan di kamarmu?”

“Ne, Baekhyun. Tapi jangan khawatir, ada Jongin hyung disini.”

“Oh, syukurlah kalau begitu.”

“Ya sudah, teruskan kegiatanmu.”

“Ne, hyung.”

Baekhyun menutup telepon.


Kakinya mulai melangkah keluar kelas. Ia menuju kantin karena perut rampingnya kini sudah memanggil-manggil ingin segera dimasuki makanan.

Dan apa yang Baekhyun lihat. Sesosok punggung lebar dan tegap tengah duduk sendirian, memakan makanan yang sudah ia pesan dengan lahapnya. Tanpa aturan. Ya, siapa lagi kalau bukan si namja kasar pemiliknya.

Setelah Baekhyun memesan makanan, ia membawanya ke arah tempat duduk Chanyeol. Baekhyun duduk tepat di meja seberang meja yang ditempati Chanyeol.

Tanpa terkira datanglah segerombolan siswa. Mereka terkenal dengan genk-nya yang sering membuat ulah. Kali ini mereka mencoba mengganggu Baekhyun.


Ketua dari genk itu bernama Wu Yifan.


-----

Selasa, 04 Juni 2013

Lirik Lagu EXO - WOLF (Kor Ver, Romanji and English)


Romanji :
Chogiwa danbeone neukkyeo
Neol hanibe chijeu cheoreom jibeo neoheul teda
Hyanggi matgo saegkkal eumm ihago
Wainboda uahage jabameogeul teda
A geureonde baltobe himi ppajyeo
Ibmat kkaji yeah eobseojyeo
Hogsi naega apeun geolkka byeongirado geollin geoni
Yeah keunil natdae
Jeongsin charyeo eojjeoda inga nege mameul
Ppaetgyeo beoryeotna
Geu nyeoneun hanib geori ppunirago
Hey hwag mureo geu daeum magmag
Heundeureo jeongsinilhge
Hey ja, anhaebon seutaillo jeo keun
Boreum dari jigi jeone haechi wora
Geurae wolf naega wolf Auuu- a saranghaeyo
Nan neug daego neon minyeo
Geurae wolf naega wolf Auuu- a saranghaeyo
Nan neug daego neon minyeo
Geobu halsu eobsi gangryeorhan
I neukkime ppajyeo beoryeo nareul nwasseo
Nan dansun hage joha nae soge sumeo
Itdeon geosi jigeum nun tteosseo
Iya~ geu nyeol jombwa gongpoe ppajyeo
Nun apui situation ihae motae motae
Jeo deoreoun neugdae nomi gyeolgug nal jabameo ggetji
Geuge aninde sarange ppajin geobnida
Neomu areumdawo areumdawo areumdawo(wolf)
Geudae nae nima nae nima nae nima (wolf)
Nareul duryeowo duryeowo duryeowo ma
Naneun teugbyeorhan teugbyeorhan teugbyeorhan (wolf)
Geudael sarang haneun sarang haneun sarang haneun (wolf)
Nege nuni meon nuni meon nuni meon (wolf)
Hey hwag mureo geu daeum magmag
Heundeureo jeongsinilhge
Hey ja, anhaebon seutaillo jeo keun
Boreum dari jigi jeone haechi wora
Geurae wolf naega wolf Auuu- a saranghaeyo
Nan neug daego neon minyeo
Geurae wolf naega wolf Auuu- a saranghaeyo
Nan neug daego neon minyeo
Neol mot kkeunh gesseo keunil nasseo
Neol mot kkeunh gesseo keunil nasseo
Jeo noran dari nareul nollyeo neoreul gajilsu eobtdago
Naneun geunyang geochin yasu inde
Geuttan marhalgeomyeon kkeojyeo
Piryo hadamyeon nal bakkwo
Geu nyeol jeolttae bonael suga eobseo
Geobu halsu eobsi gangryeorhan
I neukkime ppajyeo beoryeo nareul nwasseo
Nan dansun hage joha nae soge sumeo
Itdeon geosi jigeum nun tteosseo
Geobu halsu eobsi gangryeorhan
I neukkime ppajyeo beoryeo nareul nwasseo
Nan dansun hage joha nae soge sumeo
Itdeon geosi jigeum nun tteosseo
Geurae wolf naega wolf Auuu- a saranghaeyo
Nan neug daego neon minyeo
Geurae wolf naega wolf Auuu- a saranghaeyo
Nan neug daego neon minyeo
________________________________________________________

English Translation :

I get a feeling all at once, in one bite,
I will put you in my mouth like cheese
I’ll smell your scent, enjoy your color and
eat you more elegantly than drinking wine
But I have lost strength in my toenail,
my appetite is disappearing
Am I sick? Do I have an illness?
Yeah, he’s in big trouble
Snap out of it, how could your heart
be stolen by a human?
She is just one bite
Hey, just bite her, then shake her
so she’ll lose her conscious
Hey, do it with a style you’ve never used,
get rid of her before that full moon sets
Yes, wolf, I’m a wolf, ah woooo, I love you
I’m a wolf and you’re a beauty
Yes, wolf, I’m a wolf, ah woooo, I love you
I’m a wolf and you’re a beauty
Can’t reject this strong feeling,
fall into it, I have let go of myself
I like simple things, the things hidden
inside of me have opened its eyes
Look at her, she’s fallen into fear,
she can’t understand the situation before her eyes
“Will that dirty wolf guy eat me in the end?”
That’s not it, I have fallen in love
So beautiful, beautiful, beautiful (wolf)
You are mine, mine, mine (wolf)
Don’t be scared, scared, scared of me
I’m a special, special, special (wolf)
A wolf who loves, loves, loves you (wolf)
Who is blinded, blinded, blinded by you (wolf)
Hey, just bite her, then shake her
so she’ll lose her conscious
Hey, do it with a style you’ve never used,
get rid of her before that full moon sets
Yes, wolf, I’m a wolf, ah woooo, I love you
I’m a wolf and you’re a beauty
Yes, wolf, I’m a wolf, ah woooo, I love you
I’m a wolf and you’re a beauty
I can’t quit you, I’m in big trouble
I can’t quit you, I’m in big trouble
That yellow moon teases me, telling me I can’t have you
“You’re just a wild beast”
If you’re gonna say then, just go away,
if I need to, I’ll change myself
I can’t ever let her go
Can’t reject this strong feeling,
fall into it, I have let go of myself
I like simple things, the things hidden
inside of me have opened its eyes
Can’t reject this strong feeling,
fall into it, I have let go of myself
I like simple things, the things hidden
inside of me have opened its eyes
Yes, wolf, I’m a wolf, ah woooo, I love you
I’m a wolf and you’re a beauty
Yes, wolf, I’m a wolf, ah woooo, I love you
I’m a wolf and you’re a beauty
____________________
Cr : kromanized.com