Sabtu, 15 Juni 2013

[FF] Don't Go - Part 2




Author : Rei (@gyurei)
Lenght : Longshoot
Genre : Yaoi, ChanBaek Paired, Friendship, Romance
Main Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun



Part 2






Namja manis sedang asyik menikmati sepotong sandwich fillet tuna di meja yang bersebrangan dengan orang yang menarik pengamatannya mulai dari beberapa hari yang lalu.

Si Tuan Urakan. Ya, itu sebutan yang tepat untuk seorang namja bertubuh tinggi menjulang dengan pakaian lusuh, rambut acak, wajah berjerawat, dan… kelakuannya yang selalu membuat dirinya sendiri kesusahan.

Mulut kecil Baekhyun terus mengunyah makanannya. Juga orang yang diseberangnya, walau makanannya sudah habis ia masih meminum setengah botol air mineral. Keduanya masih asyik dengan suasana itu. Sampai pada akhirnya segerombolan siswa mendatangi Baekhyun.

Namja bertubuh tinggi dan kekar juga berwajah tegas yang menjadi ketua gerombolan siswa itu mendekati Baekhyun.

“Namamu, Baekhyun bukan?”

Si namja manis yang tengah asyik makan itu tiba-tiba tersentak karena seseorang tiba-tiba bericara padanya.

Ia melihatnya dari ujung kaki hingga ke atas kepalanya.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?”

Baekhyun dengan bingung bertanya pada si namja tinggi kekar berwajah tegas yang diketahui bernama Wu Yifan itu.

“Mulai sekarang kau menjadi milikku!”

Kata-kata tersebut tiba-tiba saja keluar dari mulut Yifan. Apa maksudnya?

Si namja urakan masih belum sadar ada kejadian apa di depannya, sampai pada akhirnya ia mencuri dengar percakapan Yifan dan Baekhyun.

“Ma..maksudmu apa? Yang jadi milikmu?”

“Kau ini yang paling pintar disekolah ini kan?”

“…”

“Kau sudah merebut posisiku, dan kau sudah membuat diriku dipermalukan di depan teman-temanku karena peringkatku terkalahkan olehmu.”

“Lalu…”

“Kau harus jadi milikku, jadi budakku. Kau ini kan namja lemah, menyerahlah dan berikan semua yang kau bisa padaku.”

Yifan mengangkat dagu si namja manis dengan tangannya yang besar dan kasar. Memberikannya perhitungan dan ancaman-ancaman.

Memang, selama ini Wu Yifan terkenal sebagai murid yang terpintar disekolah ini. Namun setelah ada kehadiran Baekhyun yang baru pindah ke sekolah ini, peringkat itu pun berpindah dari tangannya.

Walaupun dulu Yifan adalah siswa yang memiliki peringkat tertinggi, namun perangainya buruk dan sombong. Ia hanya berteman dengan siswa-siswa yang terpandang. Karena memang Yifan adalah anak dari ketua yayasan yang mendirikan sekolah ini.

Mata bening Baekhyun mulai terlihat berkaca-kaca. Sedangkan mata besar Yifan makin terlihat dibelalakan. Tubuh kecil Baekhyun mulai terangkat oleh tangan besar Yifan yang menarik dagunya.

“Aku tidak mau!”

“Kau harus mau! Kau harus mengerjakan semua tugasku! Kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu yang sudah mengambil alih predikatku disini!”

Suara Yifan memekik keras.

Si namja urakan sudah mulai terganggu atas kejadian yang terlihat di depan pelupuk matanya ini. Ia melangkahkan kaki jenjangnya dengan cepat untuk mendekati sumber keributan yang hanya berjarak sekitar lima meter dari meja duduknya.

Tangan besarnya menarik tangan Yifan yang bertengger di dagu si namja manis.

“Lepaskanlah, malu dengan tubuhnya yang lebih kecil darimu. Jika ingin berkelahi carilah yang tubuhnya sepantar denganmu.”

Dengan heran Yifan menatap mata foxy milik Chanyeol. Dan dalam sekejap Chanyeol menarik tangan Yifan sehingga terlepas dari dagu Baekhyun. Akhirnya tubuh kecil Baekhyun kembali lega.

“Siapa kau? Berani sekali!”

“Ia temanku. Apa ada larangan jika aku ingin membantu kesusahan seorang teman?”

“Kau tidak tahu siapa aku?”

“Cih, untuk apa aku mengetahui siapa dirimu yang tidak ada keuntungannya bagiku.”

“K..Kau!”

“Baekhyun, kemarilah. Lain kali jika kau berkeliaran di sekolah ini jangan sendirian. Kau ini terlihat lemah dan mudah ditindas.”

Tak lama ada beberapa guru yang mendatangi kantin, tempat dimana kejadian ini berlangsung. Namun tentunya mereka tidak mengetahui kejadian ini. Hanya kebetulan mendatangi kantin.

Hal tersebut berhasil membuat Yifan dan gerombolannya memilih menghentikan tindakannya hari ini.

“Awas kalian, lain kali tak akan aku biarkan!”

Baekhyun terlihat masih berkaca-kaca. Mencoba melangkahkan kakinya yang sedikit gontai akibat kejadian yang sama sekali belum pernah ia alami seperti tadi.

“Kau, bersihkanlah wajahmu. Dan jangan coba-coba menyendiri lagi.”

Baekhyun mengusap kedua matanya yang penuh air dengan tangannya yang putih mungil. Ia membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Dan mengusap dagunya yang sedikit sakit karena perlakuan kasar yang ia terima tadi.

“Kau tidak terluka?”

“Tidak. Kenapa kau mau menolongku tadi?”

“…”

Tanpa menjawab Chanyeol pergi meninggalkannya dan kembali menuju kelas karena jam istirahat sudah berakhir.

Baekhyun pun mengikutinya dari belakang. Dengan langkah yang lebih banyak, setengah berlari, karena langkah Chanyeol lebih lebar darinya.
-
-
-
-
Sang mentari pagi mulai naik dan sinarnya yang lembut menembus dinding kaca pagi itu. Sepasang mata kecil nan indah baru saja terbuka, terbangun dari tidurnya yang begitu lelap.

Teriakan dari sang kakak tercinta membangunkan si namja manis pagi ini. Ini hari minggu, seharusnya hari ini bisa bangun lebih siang.

“Badanku terasa lemas hyung.”

“Ah, kenapa bisa?”

“Mungkin aku harus tidur agak lama lagi…”

“Itu hanya akal-akalanmu saja adikku manis.”

Luhan mencubit pipi adik kecilnya itu dengan penuh gemas.

“Andwae!”

Dan akhirnya si namja manis bernama Baekhyun ini pun bangun.

Ia teringat lagi kejadian kemarin yang membuatnya takut untuk pergi ke sekolah. Namun selintas lewatlah bayangan Chanyeol.

‘… dan jangan coba-coba menyendiri lagi …’

Itu kata-kata Chanyeol kemarin. Baekhyun teringat lagi kalau yang menolongnya kemarin adalah Chanyeol, si namja urakan yang sudah menampik pertolongannya dahulu – walau sebenarnya tidak, karena air yang Baekhyun berikan akhirnya diminum oleh Chanyeol, hanya saja ia tak mengetahuinya.

“Kenapa Chanyeol tiba-tiba berbicara seperti itu padaku kemarin?”

Hari ini sangat tenang, hal yang dilakukan Chanyeol hanyalah membaca komik di kamarnya. Cukup membosankan memang. Ia memang tinggal sendirian di rumahnya. Setelah cukup lama ia membaca komik, ia mencoba jalan-jalan keluar dengan sepedanya.

Awalnya ia hanya ingin mengitari komplek perumahannya, namun lama-lama ia mencoba jalan lebih jauh lagi. Sampai di tengah taman kota ia pun berhenti dan istirahat.

Tak lama ia menangkap sesosok mahluk manis yang sepertinya ia hafal.

Si namja manis…

Di dalam sebuah toko buku, berdirilah Baekhyun dibalik jendela, sedang sibuk melihat buku-buku disana dengan tatapannya yang… innocent.

Cukup lama Chanyeol memperhatikan Baekhyun dari luar. Namun ia sudah merasa cukup duduk disana lalu kembali melanjutkan perjalanan. Ia pun berdiri dan mulai melangkahkan kakinya. Ia mendekati sebuah kios berencana membeli sebotol air mineral.

Diambilnya sebuah botol mineral dari dalam cool case.

Tangan Chanyeol beradu dengan sesuatu yang begitu lembut.

Tangan seseorang juga.

Chanyeol salah tingkah karena tangannya bukan menyentuh botol yang akan diambilnya melainkan tangan lain yang juga akan mengambil botol tersebut.

Kedua orang ini saling mengucapkan maaf. Lalu dua pasang mata saling menatap.

Betapa terkejutnya Chanyeol karena yang menatapnya sekarang adalah si namja manis, Baekhyun. Sejak kapan ia berdiri disini pikirnya. Bukankah baru saja ia melihatnya sedang asyik di sebuah toko buku, walaupun itu tidak jauh dari kios tempat mereka berada sekarang.

Baekhyun mencari-cari sebuah buku. Dan tak lama pun ia mendapatkannya. Cukup lama ia berada disana. Saking asyiknya ia sendiri sampai kehausan. Setelah ia mendapatkan buku yang ia inginkan, matanya berkeliling ke seluruh lingkungan disini. Matanya menangkap sebuah kios kecil yang menjual minuman disana. Tanpa pikir panjang ia pun langsung berlari.

Chanyeol tidak menyadari kalau ketika ia beranjak menuju kios kecil itu waktunya bersamaan dengan Baekhyun yang juga menuju ke tempat yang sama.

“K..Kau, sedang apa disini?”
Dengan terbata-bata Baekhyun pun bertanya.

“Eh, apa? Aku? Apa urusannya denganmu?
Jawab Chanyeol sedikit salah tingkah namun dengan cepat berubah menjadi kasar seperti biasanya.

“Ah, baiklah.. Aku harus pulang.. Sampai jumpa, Chanyeol…”

“Ya…”

Lalu si namja manis ini pun membalikan badannya dan pergi meninggalkan Chanyeol.

-
-
-
-

Kejadian tadi pun segera dilupakan oleh keduanya. Baekhyun mulai sibuk membaca buku yang baru ia beli di ruang tengah rumahnya. Dan kakaknya yang manis, Luhan, memperhatikannya. Lalu ia mendekati adik satu-satunya yang sangat ia sayangi itu.

“Kelihatannya kau sangat senang hari ini. Apakah ada sesuatu yang terjadi sewaktu kau keluar tadi?”
“Ah, aniyo hyung, tidak terjadi apa-apa, aku hanya terhanyut pada cerita di dalam buku yang sedang kubaca ini.”
“Haha, baiklah. Oh iya, kau sudah makan malam? Aku sudah menyiapkannya di meja makan, kau makanlah. Aku masih sedikit tidak enak badan, aku akan tidur lebih awal.”
“Ne Hyung. Istirahatlah, jangan terlalu memaksakan jika sudah capek. Besok kau jangan dulu pergi kuliah, dan minta Jongin hyung untuk menemanimu di rumah. Oke.”
“Ne, adikku yang manis.”

Dengan senyumnya yang lembut Luhan mengakhiri pembicaraan, lalu beranjak menuju kamarnya untuk tidur. Baekhyun masih asyik dengan bukunya.

Sebenarnya namja manis ini bingung, apakah besok ia harus sekolah atau tidak usah saja sekalian, karena ia pasti akan diteror lagi oleh geng yang diketuai oleh Wu Yifan.

“Huaaaa…. Aku harus bagaimana? Aku takut!”
Teriaknya di atas ranjang sambil menendang-nendangkan kakinya.

Dan tak lama pun ia terlelap tidur.

-
-
-
-

Pagi datang. Suara Luhan yang mengalahkan suara kokok ayam membangunkan si namja manis ini dari tidur indahnya.

“Bangun adikku sayang! Kau akan tidur sampai jam berapa? Ini waktunya sekolah.”
“Aahhh…. Ne hyung, ne… Kau ini manis, tetapi suaramu itu memekakan telinga dan membuatku merasa kalau kau ini tidak semanis yang orang pikir.”
“Kau ini, cepatlah bangun! Bukalah matamu ketika berbicara. Matamu sudah cukup sipit.”
“Baiklah hyung. Aku bisa memakai eyeliner supaya mataku tidak terlihat sipit. Puas hyung? Aku sedang malas sekolah…”
“Hah? Apa yang kudengar ini? Malas? Aku saja yang masih tidak enak badan akan pergi kuliah, dank au ini yang sehat malah bilang malas untuk pergi sekolah?”
“….”
“Waeyo?”
“Aniyo hyung… Aku mandi dulu.”

Lalu percakapan kedua namja manis bersaudara ini pun berhenti. Baekhyun mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ya, walaupun ia tahu pasti akan diteror, tapi ia tidak punya alasan kuat untuk tidak pergi sekolah. Ia tidak ingin kakaknya tahu tentang masalahnya dengan geng Wu Yifan.


Dan benar saja.

Baru saja si namja manis ini memasuki gerbang sekolah, seseorang menarik tangannya yang ramping. Tubuhnya yang mungil dengan mudahnya terbawa oleh genggaman tangan erat dan kasar. Ia dibawa ke belakang taman sekolah. Dan disana sudah berdiri, namja bertubuh tinggi dan kekar, Wu Yifan.

“Permainan dimulai!”

Teriaknya.
Lalu anak buahnya mulai menggerayangi tubuh mungil Baekhyun. Diawali dengan mengacak-acak rambutnya, lalu mencoret-coret muka si namja manis ini dengan spidol berwarna.

“Andwae! Kalian ini kenapa? Apa aku punya salah kepada kalian?”
Teriak Baekhyun, yang sama sekali tidak digubris.

Baekhyun mulai pasrah, karena tubuhnya kalah besar daripada anak-anak yang sedang mem-bully dirinya ini sekarang. Namun disela-sela itu, namja mungil ini memperhatikan beberapa nametag yang dipakai oleh orang-orang ini. Terlihat nama Oh Sehun, Kim Jongin, Kim Jongdae dan Kim Minseok.

“Sudah cukup untuk pagi ini.”
Semua orang berhenti mem-bully namja mungil ini.

“Lihat saja, kau pasti tidak akan bisa lari dariku, Baekhyun-ah.”

Dengan nada tegas, Wu Yifan berkata. Lalu membalikan badannya dan pergi meninggalkan Baekhyun yang sudah kacau penampilannya.

“Ah… Eotteohke?”
Air mata namja manis ini sudah hampir jatuh. Tapi ia segera menghapusnya. Ia beranjak dan berjalan dengan gontai menuju ruang kelasnya.

Ini baru hari pertama ia mendapatkan penganiayaan dari geng Yifan. Entah penganiayaan bagaimana lagi besok yang akan diterima olehnya.

Bel tanda masuk sudah bordering dari lima menit lalu. Baekhyun telat masuk kelas kali ini. Ketika ia akan memasuki ruang kelas, seseorang berlari dibelakang Baekhyun. Dan orang itu hampir saja menabrak Baekhyun yang berada tepat di depan pintu kelas meminta izin masuk kepada guru.

BRUK!!!

Namja manis ini sekarang tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu kelas.

Seisi kelas terkejut. Begitu pula ibu guru.

“Park Chanyeol! Ada apa ini? Ada apa dengan Byun Baekhyun?”
Tanya ibu guru.

“Ah, aku tidak tahu. Aku baru saja datang. Aku terlambat lagi, maafkan aku bu guru.”
“Lalu kenapa dengan Baekhyun?”

Tanpa pikir panjang Chanyeol mengangkat tubuh Baekhyun dan membawanya ke ruang UKS. Chanyeol melihat ada yang ganjil dengan penampilan Baekhyun. Wajahnya penuh coretan. Chanyeol pun bergumam dalam hati.
“Ada yang tidak beres dengan anak ini. Pasti ulah orang itu.”

3 komentar:

  1. Bhuahahahahaha !
    Masa ngebullynya gitu -_-"
    Cupu bgt ilah ! Dsr genk yifan nista wkwks
    Ayo yeol bantu baek ! Kasian ank org gk salah malah dibully -_-"

    Bhuahahaha kai ama luhan ? Knp gk kris ajj LOL
    Semoga next chanyeol diksh pencerahan sama authornya :p

    BalasHapus
  2. hahaha... iya... ceritanya emg tentang pem-bully-an (?)
    iya,, luhan sama kai aja.. kan si kris nya jadi ketua geng gong.. wkk
    enaknya chanyeol nya diapain ya? haha *masi rahasia :D

    BalasHapus
  3. aahhh~ baru baca, wkwkwk XD

    Kris cupu banget ahh, beraninya main keroyokan, ama luhan aja nggak berani juga, elah #plak


    Ehem, Baek disini lemah banget ya.. Ya ampun sian banget si anak itik satu itu *puk puk*
    Chanyeol bantu Baek tuh biar nggak cemen gitu.


    Masih ada sedikit kata2 yg kurang pas, dan bikin nggak enak waktu bacanya.
    Tp itu maklum, ntar seiring berjalannya waktu bakal lebih kebiasa kok.
    (tulisanku aja masih jaaaaaauuh dari kata bener, hehe)
    Mari kita sama-sama belajar membenahi diri, okay :')

    fighting !!! XD

    BalasHapus