This is "Saranghae, Oppa" Part 3...! Yeee... mendekati akhir.. Rencananya hanya sampai Part 4.. Mungkin, hehe.. Aku pengen cepet selesai ceritanya.
Adakah yang penasaran sama akhir cerita ini?
***
Aku berencana untuk belajar diruangan klub. Aku
berjalan meyusuri lorong kelas yang ramai karena jam pelajaran sudah usai. Aku
membuka pintu ruang klub dan tersentak ketika mendapati sosok Senior Sena yang
sedang duduk ditempat favorit Chanyeol. Kedatanganku ternyata disadari olehnya.
“Hai Haekyo-ah. Aku datang mampir lagi kesini. Kau
mau belajar disini ya?”, sapanya.
“Senior Sena, apakah kau menyukai Chanyeol Oppa?”
“Iya!”
“…”
“Tapi rasa suka ini bukan seperti yang kamu kira,
Haekyo-ah.”
“Kalau begitu, kenapa kau menciumnya?”
“Dengan siapa?”
“Aku melihatnya. Aku melihat kalian berciuman.”
“Oh, begitu ya?”
“Pergilah, jangan pernah mampir kesini lagi!”
“Begitu…”
“Kau menggangguku! Kalau kau tidak suka jangan datang
lagi kesini! Jangan cium dia! Jangan pernah dekati dia!”
“Seingatku, aku tidak pernah mendekatinya, meski
Chanyeol menyukaiku. Ini bukan salahmu, dan juga bukan salahku kan?meski dia
menciumku, atau lebih dari itu… Chanyeol yang memilih kan?”
Perkataan terakhir yang keluar dari mulut Senior Sena
membuatku tidak bisa menahan diri. Aku berhasil menampar pipinya. Cukup keras.
Namun Chanyeol ternyata sudah dibalik pintu, dan menyaksikan aksiku tentunya.
Senior Sena yang sadar akan hal itu langsung membalas tamparanku dengan
menampar pipiku juga. Cukup sakit.
“Ini! Kukembalikan.”
Chanyeol yang melihat itu hanya terheran-heran
memikirkan ada apa sebenarnya ini. Aku pun memutuskan untuk berlari menjauhi
menjauhi mereka. Aku berlari sambil berpikir. Akankah Chanyeol mencapku sebagai
wanita yang kasar? Dan apakah cintaku padanya mungkin akan terbalaskan?
Malam ini rasanya aku ingin tidur cepat. Aku sudah
mematikan lampu kamarku. Aku mendengar suara ibuku yang memanggilku dari luar.
Ia bilang ada teman sekolahku yang datang. Mungkin Chaerin. Aku segera keluar.
Dan ternyata aku mendapati Chanyeol Oppa sedang menunggu di depan pintu
rumahku.
“Oppa…”
“Aku tidak ada urusan apa-apa kesini. Aku hanya
mengantarkan tasmu. Tertinggal di ruangan klub. Nih!”
“Eh…”
“Siswa yang ketinggalan tasnya di sekolah adalah
siswa yang payah.”
“Aku tidak payah…”
“Kamu baik-baik saja kan?”, tanya Chanyeol sembari
mengusap pipiku yang tadi sempat ditampar Senior Sena.
“Senior Sena tidak apa-apa kan?”
“Wajahnya agak merah, tapi dia tidak apa-apa.”
“Aku tidak akan meminta maaf padanya.”
“…”
Mendengar pernyataanku itu Chanyeol hanya terdiam.
Lalu mengalihkan pembicaraan.
“Kalau sudah masuk liburan musim panas, Dio bilang
akan mengadakan klub ramyun lagi. Semua akan berkumpul di kedainya. Kamu mau
datang?”
“Senior Sena juga datang?”
“… Tidak, dia tidak akan datang.”
Setelah mengucapkan kata itu Chanyeol mengusap
kepalaku dan mengucapkan selamat malam, lalu dia pergi.
-Chanyeol & Dio POV-
“Hei, Chanyeol, ada yang kau sembunyikan dariku ya?”
“Tidak ada.”
“Betul tidak ada? Lalu malam-malam, bergandengan
tangan atau pulang kerumah atau Senior Sena?”
“K..k..Kamu? Lihat kami ya?”
“Tidaaak! Aku tidak melihatnya! Lagipula salah kalian
sendiri kenapa melakukannya di tengah jalan?”
“… Tidak apa-apa kan? Cuma segitu saja.”
“Cuma segitu saja? Kalian ini ciuman kan? Atau ada
lagi yang lebih dahsyat dari itu?”
“Kemarin Haekyo menampar Senior Sena.”
“Eh, Haekyo-ah?”
“Lalu Senior Sena balas menampar Haekyo. Dahsyat
bukan?”
“Kau, hanya bisa diam saja?”
“Begitulah…”
-Chanyeol & Dio POV End-
***
“Baiklah semuanya! Saatnya klub ramyun sekarang!! Ayo
kita makan sepuasnya ya..!”
Dio memulai kegiatan klub bersama dengan semua
anggota klub. Musim panas sudah tiba. Sekolah hari ini sudah mulai libur. Kami
semua sekarang sedang berkumpul di kedai ramyun milik keluarga Dio. Semuanya
terlihat senang. Tapi aku benar-benar tidak semangat. Aku hanya berbicara jika
ada yang mengajakku bicara, dan tertawa palsu jika yang lainnya sedang tertawa.
Huff, rasanya ingin sekali pulang dan tidur sepanjang waktu. Lalu kepalaku
mendadak sakit. Rasanya seperti ada yang menusuk-nusuk dengan benda tajam.
Mungkin ini gara-gara kemarin aku kurang makan dan kurang tidur.
“Haekyo-ah, apakah kau tidak apa-apa?”, tanya Dio.
“Makanlah dulu Haekyo, supaya kau bisa makan obat
setelahnya.”, perintah Chaerin.
“Iya, ehhhm, aku tidak apa-apa.”
“Sakit disebelah mananya?”, Chanyeol beertanya
padaku.
Aku menjawabnya dengan memegang kepalaku yang sebelah
kiri.
“Mungkin kau kena migraine.”
Aku hanya meringis.
“Makanlah dulu, aku akan mencarikanmu obat.”
Aku menuruti perintah Chanyeol dan Chaerin untuk
makan, tetapi bukan makan ramyun melainkan nasi. Chanyeol pun pergi keluar
untuk ke apotek membelikanku obat. Tidak lama Chanyeol pun kembali membawakan
obat tersebut. Lalu aku memakannya.
“Kau butuh istirahat. Lebih baik kau pulang
Haekyo-ah. Lagi pula ini sudah menjelang malam.”, kata Dio.
“Iya, baiklah.”
“Chanyeol, antar Haekyo pulang sampai rumahnya!”
“Ah? Aku?”
“Kau ini kan ketua klub, kau harus bertanggung jawab,
yak an?”
“Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarnya pulang.”
“Aku, pulang sendiri saja. Aku cukup kuat kok.”
“Jangan, biar kuantar kau pulang.”
Akhirnya Chanyeol mengantarku pulang. Sepanjang jalan
kepalaku terasa makin berat diterpa angin yang cukup kencang. Chanyeol yang
memakai topi memberikan topinya kepadaku.
“Pakai ini! Supaya angin tidak menerpa kepalamu yang
sedang sakit.”
“Terimakasih, Oppa.”
Kami pun berjalan tanpa saling bicara. Lagi-lagi kami
kurang bahan pembicaraan. Atau mungkin Chanyeol sedang malas untuk berbicara
padaku. Dan sakit kepalaku makin bertambah. Langkahku mulai goyah dan kakiku
mulai tidak kuat menopang badanku. Sampai kakiku lemas dan terjatuh saat itu
juga.
“Haekyo-ah! Kau tidak apa-apa?”
“Hanya lemas, mataku seperti berputar-putar. Pusing
sekali.”
Tanpa pikir panjang Chanyeol lantas mengendongku di
punggungnya.
“Tidurlah.”
Aku sudah terlalu lemas dan pusing. Tak lama sehabis
itu akupun tertidur dipunggung Chanyeol.
***
Aku terbangun ditempat tidurku. Sakitku sudah hilang.
Apa karena sudah makan obat yang diberikan Chanyeol kemarin ya? Oh iya! Aku
tidak ingat kejadian semalam saat aku diantar pulang oleh Chanyeol. Ahhh! Aku
benar-benar sudah merepotkannya. Sudah begitu aku tidak sempat mengucapkan
terima kasih karena sudah terlelap tidur. Dan aku, tertidur dipangkuan
Chanyeol! Lalu kulihat telapak tanganku, ada tulisan.
‘Jika kau sudah bangun dan sakitmu sudah sembuh,
kirim pesan padaku. –Chanyeol’
Aku pun langsung mengirimkan pesan singkat dari
ponselku kepada Chanyeol.
‘Maafkan aku tadi malam. Aku sudah benar-benar
merepotkanmu.’
Dan tak lama Chanyeol pun membalas pesanku.
‘Hari ini ada waktu? Bisa kah kita bertemu nanti
sore?’
Sore pun tiba. Aku datang ke restoran cepat saji yang
sudah dijanjikan Chanyeol.
“Maafkan aku, Oppa.”, pintaku sambil menundukan
kepalaku diatas kedua tanganku yang merapat di atas meja.
“Aku tidak kerepotan. Kamu baik-baik saja? Sakitnya
sudah benar-benar hilang?”
“Iya, aku sudah kembali seperti biasa. Benar-benar
terimakasih. Oh iya, hari ini Oppa dari mana?”
“Aku habis dari tempat bimbingan belajar. Huff,
semakin sibuk saja. “
“Oh, begitu ya?”
“Kamu tidak makan? Ini kubagi kentangku.”
“Maaf, waktu itu Oppa menyatakan cinta lagi ke Senior
Sena?”
Ah tidak! Kenapa aku menanyakan hal yang seperti itu
ya? Pasti Chanyeol akan marah. Tapi ternyata dia tidak marah.
“Iya. Dan aku ditolak.”
“Bagus!”
Kata itu keluar dengan spontan dari mulutku.
“Kau ini menyebalkan ya!”
“Tapi aku tidak berpikir, kalau Chanyeol Oppa bernasib
malang.”
“Hmm… Mau berpikir seperti itu pun tidak apa-apa.”
“…”
“Sudahlah, ayo makan.”
“Ah, baiklah.”
***
Sudah lama aku tidak memberi makan ikan di aquarium
di ruangan klub. Aku pun membuka pintu ruangan klub. Kudapati sosok Chanyeol
yang sedang serius belajar. Aku menutup kembali pintu ruangan klub. Namun
sebelum pintu itu benar-benar ku tutup, Chanyeol ternyata menyadari
kedatanganku dan memanggilku.
“Haekyo-ah!”
“Ah, iya, Oppa…”
“Masuk saja, tidak apa-apa kok.”
“Baiklah..”
Aku pun duduk bersama Chanyeol di meja yang sama.
Chanyeol pun sedikit bercanda disela-sela kesibukannya belajar.
-Chaerin & Dio POV-
“Kita makan siang di ruangan klub yuk, Chaerin-ah.”
“Ayo… Eh, sst..! Di dalam ada Chanyeol Oppa dan
Haekyo.”
“Oh, aku mengerti, kita makan di tempat lain.”
- Chaerin & Dio POV End-
Aku dan Chanyeol bercengkrama sangat lama siang itu.
Sampai-sampai Chanyeol jadi tidak fokus untuk belajar dan hanya mengobrol
bersamaku. Aku jadi merasa bersalah. Tapi Chanyeol bilang ia perlu refreshing
sebelum hari-harinya yang makin sibuk karena ujian akhir sekolah tiba. Lalu
Chanyeol mengajakku pergi.
“Aku bosan, ingin jalan-jalan. Kau mau menemaniku?”
“Ah, kemana? Baiklah.”
Kami mulai menyusuri lorong kelas, gerbang sekolah,
jalanan kota yang ramai, sampai pada akhirnya sebuah taman kecil dipinggir
kota. Kami pun mengobrol, mulai dari tentang musik, pelajaran, sampai gosip
terbaru yang beredar di sekolah saat ini. Saking asyiknya mengobrol aku tidak
menyadari bahwa Chanyeol menangkap sosok seseorang yang sangat ia kenal yang
tak lain adalah Senior Sena.
“Oppa, kau mendengarkan ceritaku?”
“Senior Sena…”
Lalu yang dipanggil menoleh.
“Eeh, Chanyeol-ssi.”
Huh! Aku merasa malu sekali bertemu dengan orang ini
lagi. Apalagi setelah kejadian waktu itu.
“Oh, bersama Haekyo, sedang berjalan-jalan ya?”
“Iya, kami sedang mencari angin, sumpek sekali aku
harus belajar terus, karena bosan jadi kuajak dia menemaniku jalan-jalan.”,
jelas Chanyeol, dan aku hanya mengangguk.
“Haekyo-ah, maafkan aku waktu itu ya.”
“Seharusnya aku yang minta maaf.”
“Tapi, aku juga membalasmu kan, jadi kita impas.”
“…”
“Baiklah aku pergi lagi, teruskanlah jalan-jalan
kalian. Bye-bye!”
“Bye Senior Sena.”
Aku dan Chanyeol meneruskan perjalan sore hari ini. Suasananya
jadi hening. Senja sudah mulai terlihat. Dan hatiku mulai galau lagi.
“Oppa, …”
“Ya?”
“Maafkan aku waktu itu bilang bagus.”
“Hah?”
“Waktu oppa bilang kalau kau ditolak oleh Senior
Sena.”
“Kenapa tiba-tiba bilang begitu?”
“Aku memang jahat. Padalah aku tahu, bagaimana
rasanya tidak disukai oleh orang yang kita sukai.”
“…”
“Rasanya sangat sedih.”
Aku membalikan hadapanku membelakangi Chanyeol. Tak
terasa air mataku sudah mulai membanjiri pipiku. Aku sudah tidak bisa
menahannya lagi. Ini begitu sakit.
“Haekyo-ah? Apa kau menangis?”
“A..ah, tidak. Aku tidak menangis.”
Chanyeol pun memutarkan tubuhku dan menarik lenganku.
“Kenapa? Kalau ada yang ingin dikatakan, katakana
saja.”
“…”
Dan aku hanya bisa diam. Diam.
“Kenapa kamu begitu payah, Haekyo-ah.”
Selesai Chanyeol mengatakan kalimat itu, wajahnya
menghampiriku. Dan dengan lembut bibirnya menyentuh bibirku. Kenapa? Kenapa ia
menciumku?
“Sudahlah…”
“Kamu benar-benar payah.. Jangan menangis.”
Aku tidak bisa membohongi perasaanku. Aku benar-benar
bahagia hari ini. Walaupun aku tahu, di dalam hati Chanyeol ada Senior Sena.
***
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar